Foto Spanduk Acara Perpisahan di Jayapura |
Imam Allah yang sejak masih muda datang ke Papua sebagai misionaris itu akan meninggalkan kenangan yang tak terlupakan bagi umat Katolik di tanah Papua, khususnya bagi umat Katolik di Dekanat Pegunungan Tengah, tempat beliau menghabiskan banyak masa pelayanannya.
Ketika mendengar informasi bahwa Pater Lishout akan pamit ke tanah kelahirannya di Belanda, kelompok kategorial suku Hubula di kota Jayapura dengan antusias menyiapkan segalanya dan mengadakan misa syukur dan perpisahan dengan beliau di Kapela Yesus Pilamo Angkasa Jayapura Papua. Misa ini dipimpin oleh Pastor Paroki Katedral Keuskupan Jayapura, Pastor Robby Tandilinting Pr, didampingi sejumlah imam lainnya.
Untuk diketahui, Pater Lishout telah berkarya di Keuskupan Jayapura selama 56 tahun, dengan rincian: di Wamena 25 tahun, di Bilogai – kini Intan Jaya 7 tahun, pernah menjadi Rektor SPG Taruna Bhakti Waena dan juga Pastor Paroki Katedral Keuskupan Jayapura kala itu.
Foto saat Misa Perpisahan di Jayapura |
Rasanya berat untuk melepaskan Pater pergi ke tanah leluhurmu dan tentu pater pun mengalami pergumulan yang sama, berat rasanya meninggalkan tanah Papua; namun apalah daya. Pater harus pulang menghabiskan sisa hidupmu di Belanda berhubung faktor usia dan juga kondisi kesehatan yang masih belum pulih total. Kami berharap Pater tetap mendoakan kami umatmu yang ada di Tanah Papua ini khususnya umat Katolik di Keuskupan Jayapura.
Sampai jumpa Tete Pater, entah di mana.... Nopase waaa, Aita Amakanenee. Byeeeee!
Foto Pastor Frans Saat beri Sambutan Dalam Misa Pemberkatan Gedung Gereja Paroki Missael Bilogai Tahun 2017. |