Video Of Day

Subscribe Youtube

Saturday, 9 September 2017

LAPORAN TAHUN ORIENTASI PASTORAL (TOP) TAHAP KEDUA [(II)


RENCANA KERJA
Fr. Yeskiel Belau



1.      Pengantar

Dalan laporan TOP tahap pertama, saya sudah melaporkan medan Paniai Barat secara umum dan medan pelayanan  Gereja Katolik, Paroki St. Fransiskus Obano. Oleh karena itu, tentulah bahwa kita sudah mempunyai gambaran yang jelas mengenainya. Gambaran medan yang sudah ada dalam ingatan kita ini, hendaknya bukan hanya sebatas gambaran permukaan bumi saja, tetapi juga gambaran mengenai rupa-rupa bidang kehidupan masyarakat di Paniai Barat, Paroki St. Fransiskus Obano.
Berdasar pada laporan tahap pertama itu, kali ini saya akan menjawab pertanyaan “saya mau buat apa di medan seperti itu?”. Artinya bahwa dalam laporan tahap kedua ini, hanya pertanyaan inilah yang akan saya jawab. Maka secara keseluruhan, isi dari laporan kedua ini terdiri dari pengantar, rencana kerja, refleksi dan kesimpulan.
2.      Rencana Kerja
 Saya Yeskiel Belau, Frater TOP (Tahun Orientasi Pastoral) di Paroki St. Fransiskus Obano. Saya  sebagai Frater TOP di paroki  ini , telah merencanakan beberapa kegiatan yang menurut saya bisa saya kerjakan. Perencanakan kegiatan yang saya maksudkan itu terlepas dari program kerja pengurus Paroki St. Fransiskus Obano. Sebab program kerja Dewan Paroki setempat merupakan kegiatan bersama yang mewajibkan semua umat termasuk saya dan proses kegiatan dilakukan bersama panitia resmi yang sudah di terbentuk. Contoh; kegiatan Persiapan – Upacara Rekonsiliasi Kampung yang sudah dilaksanakan beberapa bulan lalu dan kegiatan persiapan_Porseni Bas yang akan diadakan pada tahun 2017. Jadi, berikut ini   saya akan menyebutkan rencana kerja saya dan menjelaskannya secara singkat.
2.1.    Melengkapi Data Umat
Melengkapi data umat yang saya maksudkan adalah mengambil data keanggotaan umat sebagai orang yang beragama Katolik. Dalam hal ini dikatakan melengkapi, karena pekerjaan ini yang sudah dimulai beberapa bulan yang lalu di Kombas dan Stasi. Namun pengambilan data ini belum tuntas, maka pada kesempatan ini saya akan melanjutkannya supaya data keagamaan seluruh umat, baik umat yang sudah meningal maupun yang masih hidup menjadi lengkap. Dalam Proses melengkapi data umat ini, saya akan berjalan keliling mengunjungi semua umat per-keluarga. Melengkapi data umat dengan cara ini, maka tentunya  saya akan berjalan dari rumah ke rumah dan dapat mengenal mereka.
Dalam Proses pengambilan data itu, saya akan mengunakan format data umat yang sudah di sediakan oleh Paroki. Dalam format data yang sediakan Paroki itu memuat pertanyaan-pertanyaan seputar bukti-bukti  keanggotaan umat dalam Gereja Katolik  dan identitas lain sejelas-jelasnya. katakan saja bahwa menanyakan nama, jenis kelamin, marga, asal suku, tingkat pendidikan, status Kombas Stasi – Paroki dan sudah belumnya sakramen-sakramen dalam Gereja Katolik Serta lain sebagainya.
Data yang sudah dilengkapi akan saya serahkan kepada Pastor Paroki untuk digabungkan dengan data-data terdahulu dan selanjutnya teruskan  ke Keuskupan  sesuai dengan permintaan pihak Keuskupan. Untuk itu, rencana kerja ini akan saya mulai pada Minggu ke-3 dalam bulan Agustus hingga bulan Oktober Minggu ke-3.
2.2.      Menata Halaman Gereja Pusat Paroki
Dalam tiga bulan kedepan ini, saya akan mulai menata halaman Gereja Pusat Paroki. Penataan halaman Gereja akan diperlihatkan dengan cara menanam bunga, mencari kayu dan memagari bunga, menjaga kebersihan halaman dari sampah-sampah non-organik, cet pagar bunga dengan warna bunga yang ada. Setelah itu,saya juga akan usahakan tempat sampah di halaman Gereja. Tujuan dari rencana kerja ini adalah supaya halaman Gereja tampak indah dan bersih, sehingga menarik hati umat untuk datang ke Gereja, berdoa dan dengan ini umat semakin beriman kepada Tuhan.
2.3.      Pembinaan Iman
Pembinaan iman bagi mudika, anak-anak  misdinar dan katakumen (bila ada) akan saya dampingi. Khusus untuk mudika Paroki dan anak-anak misdinar, pembinaan iman direncanakan akan terjadi ketika berkumpul bersama dalam kegiatan-kegiatan persiapan Porseni Bas (Pekan Olahraga Seni, dan Basar) di setiap Kombas.
Setelah itu, saya juga akan hadir dalam setiap persiapan Liturgi bersama umat Kombas yang bertugas menanggun Liturgi pada Hari Minggu dan beri latihan berliturgi yang baik dan benar. Selanjutnya, bersama para Pewarta dan Pastor Paroki, saya juga akan ikut siapkan Tema Bulanan. Berikutnya mengunjungi semua Stasi yang ada di Paroki St. Fransiskus Obano secara bergilir, sambil memimpin Ibadat Sabda pada Hari Minggu.
2.4.      Mengunjungi Kombas-Kombas
Rencana mengunjungi umat di masing-masing kombas secara bergilir akan saya lakukan dengan mempertimbangkan/sesuaikan dengan waktu Ibadat Sabda di kombas yang ada. Dalam proses ini saya mau hadir bersama umat untuk beribadat dan saling membagi pengalaman hidup.
Demikianlah rencana kerja saya Yeskiel Belau, Frater TOP diParoki St. Fransiskus Obano. Empat poin rencana kerja ini akan saya usahakan dalam tiga bulan ke depan. Semoga Tuhan Allah menyertai saya dan umat yang akan bersama saya di Paroki ini.

3.      Refleksi
Belajar Membaca, Merencanakan Dan Berbuat
Sesudah membuat laporan TOP tahap pertama, selanjutnya saya bukan lagi berada pada saat untuk menggenal medan lagi, tetapi berada pada saat belajar membaca peluang, merencanakan dan berbuat. Oleh karena itu, Selama tiga bulan ini, saya telah berusaha membaca peluang, yang menurut saya bisa saya rencanakan dan kerjakan.
Dalam konteks itu, saya telah melalui hari-hari hidupku di Paroki St. Fransiskus Obano. Saya melalui hari-hari hidupku di sini tidak sendirian, tetapi bersama dengan Pastor Paroki, Dewan Paroki dan anggota-anggotanya, Orang Muda Katolik (OMK), anak-anak  dan Orang-orang tua yang adalah umat Paroki St. Fransiskus Obano. Dalam hidup bersama, saya mempunyai penggalaman tersendiri dengn mereka. Oleh karena itu, akan saya ceritakan secara singkat.
1.    Pengalaman Bersama Pastor Paroki
Saya dengan Pastor Paroki  hidup  bersama  di  Pastoran Obano. Kami melewati hari-hari hidup kami di sini dalam suasana persahabatan. Suasana persahabatan yang saya maksudkan di sini adalah mengalami susah dan senang bersama. Kami menggalami susah ketika lelah bekerja, ketika dingin, lapar dan haus. Sebaliknya, kami menggalami senang bersama, ketika kami  menyelesaikan pekerjaan, makan-minum bersama, merayakan Ekaristi dan melayani umat Tuhan. Bagi saya pengalaman kami ini mengungkapkan nilai persahabatan.
Dalam suasana hidup bersahabatan seperti itu, saya pun belajar banyak hal dari Pastor Paroki. Saya belajar bagaiman hidup mandiri, sederhana, renda hati, muda beradaptasi, peduli pada budaya setempat dan melayani umat sebagai tuan. Semua nilai ini saya pelajarinya saat bersama Pastor, di rumah. Secara khusus saat memasak, kerja, cuci piring, memelihara ternak dan melayani umat di Stasi-stasi. Artinya bahwa pekerjaan-pekerjaan seperti ini selalu di lakukan juga oleh Pastor. Dan, dalam proses inilah saya melihat nilai-nilai tersebut, maka saya sedang mempelajarinya. Alhasil saya merasa senang hidup bersama di sini.
2.      Pengalaman Bersama Timpas
Keberadaan saya di Paroki St. Fransiskus Obano merupakan keberadaan bersama dengan Dewan Paroki, Sekertaris, Bendahara dan komisi-komisi Paroki lainnya juga. Dalam kebersamaan ini, bapak Dewan Paroki selalu menyapa saya “Mepa” (saudara, dalam bahasa Migani), bapak Sekertaris juga selalu mengapa saya Mepa. Demikian juga dengan ibu Bendahara yang selalu membantu saya, sebagai adiknya sediri. Pengalaman serupa juga saya rasakan dalam perjumpaan dengan penggurus komisi-komisi lainnya di Paroki. Pengalaman menarik yang telah menjadi kenyataan ini terungkap, ketika kami berkumpul bersama saat bekerja dan pertemuan-pertemuan maupun saat mengadakan kegiatan bersama di Paroki dan Stasi. Dalam persekutuan ini canda dan tawa, membagi apa yang kami miliki pun  selalu kami lalui sebagai saudara. Oleh karena itu, dapat saya simpulkan  bahwa pengalamanku bersama dengan mereka amat menyenangkan.
Berdasar pada pengalaman yang menyenangkan itu, saya berharap supaya apa yang sedang saya alami bersama mereka ini menjadi pelajaran bagi saya, khususnya dalam pembentukan diriku yang mantap, dengan menanamkan nilai rasa persaudaraan, keterbukaan dan berbagi apa yang ada padaku (jiwa sosial).
3.    Pengalaman Bersama OMK Paroki
Saya juga hidup bersama dengan orang-orang muda Katolik di sini. Orang-orang muda di sini tidak hanya terdiri dari kaum laki-laki saja, tetapi juga kaum perempuan. Dengan mereka ini saya bergaul dan hidup sebagai saudara. Dalam kebersamaan ini, saya selalu mengajak mereka dengan tindakan-tindakan kongkrit, seperti bersihkan halaman Gereja di Pusat Paroki, mencari kayu, membuat pagar bunga, menanam bunga dan penatapan lainnya. Ajakan dengan tindakan kongkrit seperti ini dengan tujuan melatih mereka berpikir sendiri melakukan sesuatu yang baik bagi banyak orang tanpa di perintah. Namun cara seperti ini belum berhasil seperti yang di harapkan, meskipun ada satu dua sahabat menuju ke sana. Oleh karena itu, ke depannya saya akan berhusaha mengajak mereka dengan cara yang lain lagi.
4.      Pengalaman Bersama Anak-anak
Selain hidup bergaul dengan OMK Paroki, saya pun mempunyai pengalaman bersama dengan anak-anak SEKAMI di Paroki St. Fransiskus Obano. Sesekali kami mengadakan kegiatan pembinaan iman bagi anak-anak ini bersama dengan Pastor Paroki dan para Pembina. Kegiatan pembinaan iman bagi mereka, yang sudah melibatkan saya berawal dari persiapan temu remaja di Paroki Salib Suci Madi, hingga pelaksanaan kegiatan selama tiga hari. Sesudah kegiatan ini, di Paroki kami juga pernah adakan kegiatan serupa di semua Stasi yang ada di Paroki kami, yakni: Stasi Bado, Stasi Moma, Epabutu dan Stasi Waipa. Dalam proses pelaksanaan kegiatan ini, kami selalu berjalan bersama menginap di perkemahan yang sama, makan-minum bersama dan bersama juga aktif dalam kegiatan-kegiatan pencarian dana. Oleh karena itu, tentulah bahwa kami saling mengenal secara baik. Hal ini berarti bahwa relasi saya dengan anak-anak ini sejauh ini pun amat baik.
5.      Pengalaman Bersama Orang –Orang Tua
Sejalan dengan kisah pengalaman saya dengan mereka yang lain, di atas, pengalaman hidup saya bersama dengan orang-orang tua yang terdiri dari kaum bapa dan mama di sini juga akan saya kisahkan di sini. Dalam hal ini, seperti yang saya kisahkan dalam laporan TOP tahap pertama bahwa hidup bersama dengan mereka sama seperti hidup bersama dengan orang tua  kandunku sendiri. Mereka selalu memanggil saya anak dan saya selalu menyapa mereka bapa-mama. Bapa-Mama saya ini senantiasa memberi apa yang mereka punya kepada saya, seperti makanan, rokok dan uang. Lebih dari itu, mama-mama tua selalu datang ke Gereja dan di Pastoran untuk membantu saya bersihkan halaman. Di sini saya merasa amat berbantu, mereka betul-betul mempunyai kepedulian yang sama.
Saya sebagai anak mereka selalu berjumpa dengan mereka di mana saja. Dalam perjumpaian ini, mereka selalu marah kalau saya tidak mengunjungi mereka di rumah. Oleh karena itu, saya selalu memohon maaf dan menjanjikan untuk mengunjungi mereka di rumah. Namun sejauh ini belum semua keluarga yang telah saya kunjungi. Saya berharap ke depannya dapat mengunjungi bapa mama saya ini. Kisah pengalaman yang gembira ini bagi saya adalah gambaran keharmonisan relasi saya dengan orang-orang tua di sini.
Pastor Pembina saya selalu mengajak saya untuk melihat semua pengalaman hidup sebagai “Kisah Gembira’’. Kisah gembira sejalan dengan “Kabar Gembira”. Kabar Gembira berarti Injil. Injil yang dimaksud adalah Injil kristus. Mengapa? Kerena dalam Injil Kristus terdapat kisah-kisah hidup dan karya Yesus Kristus, yang menyelamatkan manusia secara nyata. Kisah-kisah yang sama juga membuat orang meresa ada kepastian harapan akan hidup (keselamatan) kini dan di sini maupun hidup (keselamatan) kekal. Juga melaluinya manusia dapat mengenal Allah dan semakin beriman kepada-Nya sebagai anak-anak Allah. Inilah Kisah Gembira atau Kabar Gembira bagi semua Orang, yang telah kita terima dan dalami dalam Injil Kristus. Oleh karena Kenyataan ini, maka Pastor Pembina saya selalu mengajak saya, supaya melihat semua pengalaman hudupku itu sebagai Kabar Gembira atau Injil kristus.
Bertolak dari penjelasan itu, saya pun melihat  pengalamanku bersama dengan Pastor Pembina dan semua umat di Paroki St. Fransiskus Obano, yang telah saya kisahkan di atas itu sebagai Kabar Gembira. Sebab saya merasa bahwa semua pengalamanku yang amat menyenangkan dan mengembirakan itu merupakan karya Tuhan sendiri. Dalam hal ini, telah saya kemukakan di atas bahwa dalam perjumpaan dengan semua yang ada di sini, saya merasa diterima sebagai sahabat, saudara dan anak mereka sendiri. Selain hal ini, saya juga memetik begitu banyak nilai luhur, seperti; nilai kebersamaan, persaudaraan, berbagi, hidup sederhana, mandiri, betah menjalankan tugas dan bijaksana. Selanjutnya, saya berharap nilai–nilai ini dan pengalamanku bersama mereka yang menarik itu membantu diriku menjadi calon Iman Projo yang tegguh. Harapan ini dan semua yang telah saya utarakan mengenai pengalamanku bersama dengan Pastor Paroki dan semua umat di atas tentu membuatku bergembira. Inialh Injil bagiku.

4.      Kesimpulan
Laporan TOP tahap kedua ini bersi mengenai rencana kerja saya di Paroki Tahun Orientasi Pastoral. Sesuai dengan pertimbangan akan kemampuan saya untuk kerjakannya, saya telah merencanakan empat pekerjaan, yakni; Melengkapi Data Umat, Menata Halaman Gereja Pusat Paroki, Pembinaan  Iman dan Mengunjungi Kombas-Kombas.
Selanjutnya saya telah melihat pengalaman hidup saya bersama  bersama dengan Pastor Paroki (Pastor Pembina), Dewan Paroki dan anggota-anggotanya, OMK Paroki, anak SEKAMI dan pengalaman bersama orang-orang tua di Paroki St. Fransiskus Obano ini sebagai “Kabar Gembira’’ atau Injil Kristus. Sebab saya merasa bahwa semuanya akan membentuk saya sebagai Calon Iman Projo yang tangguh.

Obano, 11 Agustus 2016

    Frater TOP                                                                   Pastor Pembina


Yeskiel  Belau                                               Pastor Sebastianus Maipaiwiyai, Projo
 

0 komentar:

Post a Comment

The Best

PENGERTIAN FILSAFAT