RENCANA
KERJA
Fr.
Yeskiel Belau
1.
Pengantar
Dalan laporan TOP tahap pertama, saya sudah
melaporkan medan Paniai Barat secara umum dan medan pelayanan Gereja Katolik, Paroki St. Fransiskus Obano. Oleh
karena itu, tentulah bahwa kita sudah mempunyai gambaran yang jelas
mengenainya. Gambaran medan yang sudah ada dalam ingatan kita ini, hendaknya
bukan hanya sebatas gambaran permukaan bumi saja, tetapi juga gambaran mengenai
rupa-rupa bidang kehidupan masyarakat di Paniai Barat, Paroki St. Fransiskus
Obano.
Berdasar pada laporan tahap pertama itu, kali ini
saya akan menjawab pertanyaan “saya mau buat apa di medan seperti itu?”. Artinya
bahwa dalam laporan tahap kedua ini, hanya pertanyaan inilah yang akan saya
jawab. Maka secara keseluruhan, isi dari laporan kedua ini terdiri dari
pengantar, rencana kerja, refleksi dan kesimpulan.
2.
Rencana Kerja
Saya Yeskiel
Belau, Frater TOP (Tahun Orientasi Pastoral) di Paroki St. Fransiskus Obano. Saya sebagai Frater TOP di paroki ini , telah merencanakan beberapa kegiatan
yang menurut saya bisa saya kerjakan. Perencanakan kegiatan yang saya maksudkan
itu terlepas dari program kerja pengurus Paroki St. Fransiskus Obano. Sebab
program kerja Dewan Paroki setempat merupakan kegiatan bersama yang mewajibkan
semua umat termasuk saya dan proses kegiatan dilakukan bersama panitia resmi
yang sudah di terbentuk. Contoh; kegiatan Persiapan – Upacara Rekonsiliasi Kampung
yang sudah dilaksanakan beberapa bulan lalu dan kegiatan persiapan_Porseni Bas
yang akan diadakan pada tahun 2017. Jadi, berikut ini saya akan menyebutkan rencana kerja saya dan
menjelaskannya secara singkat.
2.1.
Melengkapi Data Umat
Melengkapi data umat yang saya maksudkan adalah
mengambil data keanggotaan umat sebagai orang yang beragama Katolik. Dalam hal
ini dikatakan melengkapi, karena pekerjaan ini yang sudah dimulai beberapa
bulan yang lalu di Kombas dan Stasi. Namun pengambilan data ini belum tuntas, maka
pada kesempatan ini saya akan melanjutkannya supaya data keagamaan seluruh umat,
baik umat yang sudah meningal maupun yang masih hidup menjadi lengkap. Dalam
Proses melengkapi data umat ini, saya akan berjalan keliling mengunjungi semua
umat per-keluarga. Melengkapi data umat dengan cara ini, maka tentunya saya akan berjalan dari rumah ke rumah dan
dapat mengenal mereka.
Dalam Proses pengambilan data itu, saya akan
mengunakan format data umat yang sudah di sediakan oleh Paroki. Dalam format
data yang sediakan Paroki itu memuat pertanyaan-pertanyaan seputar
bukti-bukti keanggotaan umat dalam
Gereja Katolik dan identitas lain
sejelas-jelasnya. katakan saja bahwa menanyakan nama, jenis kelamin, marga, asal
suku, tingkat pendidikan, status Kombas Stasi – Paroki dan sudah belumnya
sakramen-sakramen dalam Gereja Katolik Serta lain sebagainya.
Data yang sudah dilengkapi akan saya serahkan kepada
Pastor Paroki untuk digabungkan dengan data-data terdahulu dan selanjutnya
teruskan ke Keuskupan sesuai dengan permintaan pihak Keuskupan.
Untuk itu, rencana kerja ini akan saya mulai pada Minggu ke-3 dalam bulan
Agustus hingga bulan Oktober Minggu ke-3.
2.2. Menata
Halaman Gereja Pusat Paroki
Dalam tiga bulan kedepan ini, saya akan mulai menata
halaman Gereja Pusat Paroki. Penataan halaman Gereja akan diperlihatkan dengan
cara menanam bunga, mencari kayu dan memagari bunga, menjaga kebersihan halaman
dari sampah-sampah non-organik, cet pagar bunga dengan warna bunga yang ada.
Setelah itu,saya juga akan usahakan tempat sampah di halaman Gereja. Tujuan
dari rencana kerja ini adalah supaya halaman Gereja tampak indah dan bersih,
sehingga menarik hati umat untuk datang ke Gereja, berdoa dan dengan ini umat
semakin beriman kepada Tuhan.
2.3. Pembinaan
Iman
Pembinaan iman bagi mudika, anak-anak misdinar dan katakumen (bila ada) akan saya
dampingi. Khusus untuk mudika Paroki dan anak-anak misdinar, pembinaan iman
direncanakan akan terjadi ketika berkumpul bersama dalam kegiatan-kegiatan
persiapan Porseni Bas (Pekan Olahraga Seni, dan Basar) di setiap Kombas.
Setelah itu, saya juga akan hadir dalam setiap
persiapan Liturgi bersama umat Kombas yang bertugas menanggun Liturgi pada Hari
Minggu dan beri latihan berliturgi yang baik dan benar. Selanjutnya, bersama
para Pewarta dan Pastor Paroki, saya juga akan ikut siapkan Tema Bulanan.
Berikutnya mengunjungi semua Stasi yang ada di Paroki St. Fransiskus Obano
secara bergilir, sambil memimpin Ibadat Sabda pada Hari Minggu.
2.4. Mengunjungi
Kombas-Kombas
Rencana mengunjungi umat di masing-masing kombas
secara bergilir akan saya lakukan dengan mempertimbangkan/sesuaikan dengan
waktu Ibadat Sabda di kombas yang ada. Dalam proses ini saya mau hadir bersama
umat untuk beribadat dan saling membagi pengalaman hidup.
Demikianlah rencana kerja saya Yeskiel Belau, Frater
TOP diParoki St. Fransiskus Obano. Empat poin rencana kerja ini akan saya
usahakan dalam tiga bulan ke depan. Semoga Tuhan Allah menyertai saya dan umat
yang akan bersama saya di Paroki ini.
3. Refleksi
Belajar Membaca, Merencanakan Dan Berbuat
Sesudah membuat laporan TOP tahap pertama,
selanjutnya saya bukan lagi berada pada saat untuk menggenal medan lagi, tetapi
berada pada saat belajar membaca peluang, merencanakan dan berbuat. Oleh karena
itu, Selama tiga bulan ini, saya telah berusaha membaca peluang, yang menurut
saya bisa saya rencanakan dan kerjakan.
Dalam konteks itu, saya telah melalui hari-hari
hidupku di Paroki St. Fransiskus Obano. Saya melalui hari-hari hidupku di sini
tidak sendirian, tetapi bersama dengan Pastor Paroki, Dewan Paroki dan
anggota-anggotanya, Orang Muda Katolik (OMK), anak-anak dan Orang-orang tua yang adalah umat Paroki
St. Fransiskus Obano. Dalam hidup bersama, saya mempunyai penggalaman
tersendiri dengn mereka. Oleh karena itu, akan saya ceritakan secara singkat.
1.
Pengalaman Bersama Pastor Paroki
Saya dengan Pastor Paroki hidup
bersama di Pastoran Obano. Kami melewati hari-hari hidup
kami di sini dalam suasana persahabatan. Suasana persahabatan yang saya
maksudkan di sini adalah mengalami susah dan senang bersama. Kami menggalami
susah ketika lelah bekerja, ketika dingin, lapar dan haus. Sebaliknya, kami
menggalami senang bersama, ketika kami menyelesaikan
pekerjaan, makan-minum bersama, merayakan Ekaristi dan melayani umat Tuhan.
Bagi saya pengalaman kami ini mengungkapkan nilai persahabatan.
Dalam suasana hidup bersahabatan seperti itu, saya
pun belajar banyak hal dari Pastor Paroki. Saya belajar bagaiman hidup mandiri,
sederhana, renda hati, muda beradaptasi, peduli pada budaya setempat dan
melayani umat sebagai tuan. Semua nilai ini saya pelajarinya saat bersama
Pastor, di rumah. Secara khusus saat memasak, kerja, cuci piring, memelihara
ternak dan melayani umat di Stasi-stasi. Artinya bahwa pekerjaan-pekerjaan
seperti ini selalu di lakukan juga oleh Pastor. Dan, dalam proses inilah saya
melihat nilai-nilai tersebut, maka saya sedang mempelajarinya. Alhasil saya
merasa senang hidup bersama di sini.
2. Pengalaman
Bersama Timpas
Keberadaan saya di Paroki St. Fransiskus Obano
merupakan keberadaan bersama dengan Dewan Paroki, Sekertaris, Bendahara dan
komisi-komisi Paroki lainnya juga. Dalam kebersamaan ini, bapak Dewan Paroki
selalu menyapa saya “Mepa” (saudara, dalam bahasa Migani), bapak Sekertaris juga
selalu mengapa saya Mepa. Demikian juga dengan ibu Bendahara yang selalu
membantu saya, sebagai adiknya sediri. Pengalaman serupa juga saya rasakan
dalam perjumpaan dengan penggurus komisi-komisi lainnya di Paroki. Pengalaman
menarik yang telah menjadi kenyataan ini terungkap, ketika kami berkumpul
bersama saat bekerja dan pertemuan-pertemuan maupun saat mengadakan kegiatan
bersama di Paroki dan Stasi. Dalam persekutuan ini canda dan tawa, membagi apa
yang kami miliki pun selalu kami lalui
sebagai saudara. Oleh karena itu, dapat saya simpulkan bahwa pengalamanku bersama dengan mereka amat
menyenangkan.
Berdasar pada pengalaman yang menyenangkan itu, saya
berharap supaya apa yang sedang saya alami bersama mereka ini menjadi pelajaran
bagi saya, khususnya dalam pembentukan diriku yang mantap, dengan menanamkan
nilai rasa persaudaraan, keterbukaan dan berbagi apa yang ada padaku (jiwa sosial).
3. Pengalaman Bersama OMK Paroki
Saya juga hidup bersama dengan orang-orang muda Katolik
di sini. Orang-orang muda di sini tidak hanya terdiri dari kaum laki-laki saja,
tetapi juga kaum perempuan. Dengan mereka ini saya bergaul dan hidup sebagai
saudara. Dalam kebersamaan ini, saya selalu mengajak mereka dengan
tindakan-tindakan kongkrit, seperti bersihkan halaman Gereja di Pusat Paroki,
mencari kayu, membuat pagar bunga, menanam bunga dan penatapan lainnya. Ajakan
dengan tindakan kongkrit seperti ini dengan tujuan melatih mereka berpikir
sendiri melakukan sesuatu yang baik bagi banyak orang tanpa di perintah. Namun
cara seperti ini belum berhasil seperti yang di harapkan, meskipun ada satu dua
sahabat menuju ke sana. Oleh karena itu, ke depannya saya akan berhusaha
mengajak mereka dengan cara yang lain lagi.
4. Pengalaman
Bersama Anak-anak
Selain hidup bergaul dengan OMK Paroki, saya pun
mempunyai pengalaman bersama dengan anak-anak SEKAMI di Paroki St. Fransiskus
Obano. Sesekali kami mengadakan kegiatan pembinaan iman bagi anak-anak ini
bersama dengan Pastor Paroki dan para Pembina. Kegiatan pembinaan iman bagi
mereka, yang sudah melibatkan saya berawal dari persiapan temu remaja di Paroki
Salib Suci Madi, hingga pelaksanaan kegiatan selama tiga hari. Sesudah kegiatan
ini, di Paroki kami juga pernah adakan kegiatan serupa di semua Stasi yang ada
di Paroki kami, yakni: Stasi Bado, Stasi Moma, Epabutu dan Stasi Waipa. Dalam
proses pelaksanaan kegiatan ini, kami selalu berjalan bersama menginap di
perkemahan yang sama, makan-minum bersama dan bersama juga aktif dalam
kegiatan-kegiatan pencarian dana. Oleh karena itu, tentulah bahwa kami saling
mengenal secara baik. Hal ini berarti bahwa relasi saya dengan anak-anak ini
sejauh ini pun amat baik.
5. Pengalaman
Bersama Orang –Orang Tua
Sejalan dengan kisah pengalaman saya dengan mereka
yang lain, di atas, pengalaman hidup saya bersama dengan orang-orang tua yang
terdiri dari kaum bapa dan mama di sini juga akan saya kisahkan di sini. Dalam
hal ini, seperti yang saya kisahkan dalam laporan TOP tahap pertama bahwa hidup
bersama dengan mereka sama seperti hidup bersama dengan orang tua kandunku sendiri. Mereka selalu memanggil
saya anak dan saya selalu menyapa mereka bapa-mama. Bapa-Mama saya ini
senantiasa memberi apa yang mereka punya kepada saya, seperti makanan, rokok
dan uang. Lebih dari itu, mama-mama tua selalu datang ke Gereja dan di Pastoran
untuk membantu saya bersihkan halaman. Di sini saya merasa amat berbantu,
mereka betul-betul mempunyai kepedulian yang sama.
Saya sebagai anak mereka selalu berjumpa dengan
mereka di mana saja. Dalam perjumpaian ini, mereka selalu marah kalau saya
tidak mengunjungi mereka di rumah. Oleh karena itu, saya selalu memohon maaf
dan menjanjikan untuk mengunjungi mereka di rumah. Namun sejauh ini belum semua
keluarga yang telah saya kunjungi. Saya berharap ke depannya dapat mengunjungi
bapa mama saya ini. Kisah pengalaman yang gembira ini bagi saya adalah gambaran
keharmonisan relasi saya dengan orang-orang tua di sini.
Pastor Pembina saya selalu mengajak saya untuk
melihat semua pengalaman hidup sebagai “Kisah Gembira’’. Kisah gembira sejalan
dengan “Kabar Gembira”. Kabar Gembira berarti Injil. Injil yang dimaksud adalah
Injil kristus. Mengapa? Kerena dalam Injil Kristus terdapat kisah-kisah hidup
dan karya Yesus Kristus, yang menyelamatkan manusia secara nyata. Kisah-kisah
yang sama juga membuat orang meresa ada kepastian harapan akan hidup
(keselamatan) kini dan di sini maupun hidup (keselamatan) kekal. Juga
melaluinya manusia dapat mengenal Allah dan semakin beriman kepada-Nya sebagai
anak-anak Allah. Inilah Kisah Gembira atau Kabar Gembira bagi semua Orang, yang
telah kita terima dan dalami dalam Injil Kristus. Oleh karena Kenyataan ini, maka
Pastor Pembina saya selalu mengajak saya, supaya melihat semua pengalaman
hudupku itu sebagai Kabar Gembira atau Injil kristus.
Bertolak dari penjelasan itu, saya pun melihat pengalamanku bersama dengan Pastor Pembina
dan semua umat di Paroki St. Fransiskus Obano, yang telah saya kisahkan di atas
itu sebagai Kabar Gembira. Sebab saya merasa bahwa semua pengalamanku yang amat
menyenangkan dan mengembirakan itu merupakan karya Tuhan sendiri. Dalam hal
ini, telah saya kemukakan di atas bahwa dalam perjumpaan dengan semua yang ada
di sini, saya merasa diterima sebagai sahabat, saudara dan anak mereka sendiri.
Selain hal ini, saya juga memetik begitu banyak nilai luhur, seperti; nilai
kebersamaan, persaudaraan, berbagi, hidup sederhana, mandiri, betah menjalankan
tugas dan bijaksana. Selanjutnya, saya berharap nilai–nilai ini dan
pengalamanku bersama mereka yang menarik itu membantu diriku menjadi calon Iman
Projo yang tegguh. Harapan ini dan semua yang telah saya utarakan mengenai
pengalamanku bersama dengan Pastor Paroki dan semua umat di atas tentu
membuatku bergembira. Inialh Injil bagiku.
4. Kesimpulan
Laporan TOP tahap kedua ini bersi mengenai rencana
kerja saya di Paroki Tahun Orientasi Pastoral. Sesuai dengan pertimbangan akan
kemampuan saya untuk kerjakannya, saya telah merencanakan empat pekerjaan,
yakni; Melengkapi Data Umat, Menata Halaman Gereja Pusat Paroki, Pembinaan Iman dan Mengunjungi Kombas-Kombas.
Selanjutnya saya telah melihat pengalaman hidup saya
bersama bersama dengan Pastor Paroki
(Pastor Pembina), Dewan Paroki dan anggota-anggotanya, OMK Paroki, anak SEKAMI
dan pengalaman bersama orang-orang tua di Paroki St. Fransiskus Obano ini
sebagai “Kabar Gembira’’ atau Injil Kristus. Sebab saya merasa bahwa semuanya
akan membentuk saya sebagai Calon Iman Projo yang tangguh.
Obano, 11 Agustus 2016
Frater TOP Pastor Pembina
Yeskiel Belau Pastor Sebastianus Maipaiwiyai, Projo
0 komentar:
Post a Comment