Foto Peserta (Dok. Jesse) |
Sesudah semua peserta dari berbagai Kota Studi di Pulau Jawa dan Bali itu berada di tempat pelaksanaan Perayaan Natal, Seminar dan Sambut Tahun Baru, kegiatan perayaan itu pun diawali pada pukul 09 WIB sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang telah ditata oleh panitia. Sesuai dengan jadwal, jenis kegiatan pada hari pertama ini meliputi, Seminar, perkenalan dan Perayaan Malam Natal untuk Ikatan. Maka dalam hal seminar, materi pertama tentang “Tantangan dan Peluang Generasi Muda Kabupaten Intan Jaya di Zaman Milenial”. Materi ini disampaikan oleh Bapak Stefanus Wahyudi S.S. B.Th, M.c. Materi seminar kedua disampaikan oleh saudara Jimmy Kudiai S.IP, tentang “Paradigma Desentralisasi Asimetrik Berorientasi Kepada Demokrasi dan Kemandirian Rakyat Papua”. Ketiga jenis kegiatan pada hari pertama ini berlangsung demikian. Pertama, materi seminar disampaikan oleh Bapak Stefanus Wahyudi dan materi kedua diseminarkan oleh Saudara Jimmy Kudiai S.IP. Dalam penyampaian kedua materi seminar ini, secara umum dan khas mereka (pemateri) menekankan hal-hal urgen yang bisa membawa kegembiraan bagi setiap anggota IPMMO sendiri maupun orang lain yang peduli dan turut mendukung studI, yaitu; meningkatkan inteligensi, afeksi dan motorik. Seminar ini diakhiri pada pukul 01:30 WIB. Waktu selanjutnya digunakan untuk istirahat hingga pada pukul 03:30.
Pada jam itu panitia yang diketuai oleh Aprianus Duwitau mengarahkan para peserta untuk memasuki aula guna mulai dengan kegiatan kedua, yaitu perkenalan. Proses perkenalan ini berlangsung menarik, karena setiap mahasiswa-mahasiswi dan pelajar yang bermarkas di setiap Kota Studi, seperti; Kota Studi Jakarta yang diketuai oleh Elly Sani, Kota Studi Bandung yang diketuai oleh Akulius Windigipa, Kota Studi Joklo yang diketuai oleh Ananias Miagoni, Kota Studi Sesal yang diketuai oleh Ayon Windigipa dan Kota Studi Suma yang diketuai oleh Tedi Maiseni perkenalkan diri mereka dengan gaya dan ekspresi khas mereka masing-masing yang cukup menghibur. Proses perkenalan ini pun diakhiri pada pukul 07:00 WIB. Selanjutnya peserta diarahkan untuk santap malam serta siapkan diri rayakan Malam Natal Ikatan.
Foto Saat Perayaan Malam Natal |
Suasana Pertandingan (Dok. Jesse) |
Foto Saat Perayaan Tutup Tahun Dok. Jimmy K. |
Selanjutnya bagian akhir dari ibadat Tutup Tahun itu diajak juga untuk ketahui bahwa manusia itu hidup dalam waktu. Waktu yang dimaksud adalah waktu yang sudah berlalu, waktu kini yang sedang dijalani dan waktu yang akan datang (masa depan). Maka kepada masa yang telah berlalu perlu diberi hormat, waktu kini diterimanya dengan penuh syukur dan dijalaninya dengan bertanggung jawab serta waktu yang akan datang ditata dengan baik, sehingga bisa membawa keselamatan. Dalam hal ini patutlah setiap anggota memberi hormat kepada masa tahun 2018 yang sebentar lagi akan berlalu dan dengan penuh syukur memasuki Tahun Baru 2019 sambil menata hidup kedepan yang lebih baik. Sesudah penyampaian ini, ibadat sabda ditutup dengan berkat penutup oleh pemimpin ibadat dan lagu penutup oleh kelompok koor yang dikordinir oleh saudari Hendrika Zonggonau.
Foto Saat Nyalakan Api Unggun (Dok. Jimmy Kudiai) |
Proses pemasangan api unggun itu berakhir, maka selanjutnya panitia membagi petasan kepada ketua-ketua kordinator wilayah dan tepat jam 12.00 WIB mulailah mereka nyalakan petasan-petasan itu sebagai tanda bahwa IPMMO sudah memasuki Tahun Baru 2019. Tahun baru ini dirayakan IPMMO dengan bunyi-bunyian petasan, terompet, musik wisisi dan joget hingga jam 02:30 semua peserta istirahat.
Foto Yeskiel Belau Saat Diskusi (Dok. Jimmy Kudiai) |
Foto Jimmy Kudiai S.IP. |
Kesempatan ketiga diberikan kepada bapak Jerry Duwitau S.IP.M.Sos dan ia menjelaskan secara detail mengenai isu rencana perusahaan itu yang ia ketahui. Kata dia, “saya mendengar isu tentang perusahaan ini sejak tahun 2002. Namun saya tidak begitu respek padanya saat itu. Kemudian tahun ini baru secara gamblang isu ini telah muncul. Maka menurut saya kita cari informasih yang valid terlebih dahulu, lalu jika rencana itu memang benar, maka kita akan pikirkan untuk negosisasi dengan perusahaan tersebut tentang pembagian hasil secara adil. Artinya bahwa perusahaan itu bisa dipertimbangkan untuk izinkan masuk. Mengapa? Alasannya adalah jika ditolak dan dibiarkan begitu saja, maka tentu orang akan mengambilnya secara manual seperti di daerah Degeuwodan daerah lain, sehingga bisa saja menimbulkan berbagai dampak, seperti; kerusakan alam, pelacuran dan pembunuhan seperti kejadian-kejadian di daerah-daerah yang dimaksud ini”.
Sehubungan dengan perusahaan yang dimaksud itu ia menambahkan, “biasanya perusahaan mana pun tidak pernah pikirkan tentang dampaknya, hal yang ia pikirkan adalah keuntungan yang akan ia dapatkan. Maka, setelah selidiki secara cermat dan ternyata ada dampak posistif terhadap alam dan manusia Intan jaya, maka kita bisa belajar dari negara Ingris. Sebab negara Inggris mempunyai gunung tambang yang begitu besar, tetapi itu tidak pernah mereka eksploitasi. Sementara perusahaan-perusahaan tambang mereka beroperasi di negara-negara lain. Bagi mereka gunung tambang yang ada di negara mereka adalah warisan abadi untuk generasi mereka. Oleh karenanya, maka contoh ini bisa kita aplikasikan juga di Kabupaten intan jaya. Kita bisa jadikan sebagian besar tambang sebagai tambang warisan abadi untuk generasi Kabupaten Intan Jaya dan sebagian kecil saja yang bisa dikelola oleh perusahaan itu demi kesejahteraan masyarakat Kabupaten intan jaya”.
Desudah Bapak Jerry akhiri penjelasannya, kesempatan yang sama diberikan kepada salah satu senior yang turut hadir dan ia menekankan soal kemanusiaan yang seringkali diabaikan oleh pihak perusahaan dan dampak negatif terhadap alam yang adalah tempat hidup manusia itu sendiri. Dalam hal ini, sesungguhnya nilai kemanusiaan itu ada di atas segala-galanya. Maka perusahaan yang layak adalah perusahan yang menomor-satukan nilai kemanusiaan. Juga alam pun seharusnya dinilai demikian, karena alam adalah bagian dari manusia yang tak dapat dipisahkan. Oleh karenanya perusahaan itu mesti utamakan hal-hal ini, jika benar bahwa ia akan masuk operasi tambang.
Diskusi mengenai rencana PT yang dimaksud itu cukup cair, sehingga semua peserta mendapat kesempatan yang sama dan karenanya anggota IPMMO dapat mengemukakan pendapatnya masing-masing. Akhirnya pemimpin diskusi simpulkan seluruh proses diskusi itu bahwa “atas nama Ikatan Mahasiswa-Mahasiswi dan Pelajar Sekota Studi Pulau Jawa dan Bali akan menanggapi rencana perusahaan itu setelah mengumpulkan sejumlah data yang valid sesuai dengan saran para senior dalam diskusi ini”. Diskusi ini diakhiri dengan kesepakatan bersama bahwa semua anggota IPMMO bertugas mencari data dalam waktu yang dekat untuk dijadikannya sebagai dasar dalam menanggapi rencana Perusahaan Tambang emas yang direncanakan akan masuk di Kabupaten Intang Jaya, Distrik Mbiandoga dan Wandai itu.
Acara selanjutnya makan bersama hasil barapen (bakar batu), laporan panitia, penyerahan kepala Babi sebagai tanda pemberian kepercayaan Natal Tahun depan kepada mahasiwa-mahasiswi dan pelajar Kota Studi Jogyakarta dan penutup. Tentang semua ini silahkan baca di sini;http://www.ipmmopusat.ml/2019/01/ikatan-pelajar-dan-mahasiswa-moni-ipmmo.html?m=1 .
Sehubungan dengan pelaksanaan Perayaan Natal, Seminar dan Perayaan Sambut Tahun Baru, penulis secara pribadi beri Apresiasi kepada pengurus inti dan panitia pelaksana yang telah optimis warisi tradisi perayaan Natal, Seminar dan Sambut Tahun Baru secara bersama sebagai satu keluarga asal Kabupaten Intan Jaya dengan baik dalam segala cuaca.
Foto Saat Penyerahan Kepala Babi |
Foto Saat Penerimaan Kepala Babi |
Selanjutnya jujur bahwa sebelum penulis ketahui konteks Pulau Jawa dan Bali yang adalah Kota Study sebagian mahasiswa-mahasiswi dan pelajar asal Kabupaten Intan Jaya, proses pelaksanaan Perayaan Natal, Seminar dan Perayaan Sambut Tagun Baru Ikatan itu beserta makna dari kegiatan ini, penulis anggap biasa-biasa saja, mudah dan tidak terlalu penting. Ternyata, sesudah mulai ketahui konteks Pulau Jawa - Bali, proses pelaksanaan acara dan maknanya, pikiran saya lantas berubah. Dalam konteks Pulau Jawa dan Bali, melaksanakan kegiatan seperti ini benar-benar membutuhkan dana yg cukup banyak, kegiatannya mengandung makna pembentukan intelektual peserta yang cerdas, penataan afeksi peserta yang baik dan tingkatkan kualitas motorik peserta. Sehingga, peserta perpikir seturut kehendak Allah, Berkata sesuai kehendak Allah dan perbuatan peserta pun sejalan dengan kehendak-Nya.
Mengenai konteks Pulau Jawa - Bali dan makna kegiatan Ikatan yang dimaksud itu diyakini bahwa seluruh alumni (sebanyak 79 orang) yang nama-namanya tercatat dalam data alumni, yang juga pernah diekspos oleh panitia pelaksan di group WhatsApp Intan Jaya maupun seluruh pejabat Kabupaten Intan Jaya yang selalu mondar-mandir di Pulau Jawa hingga Bali pasti ketahui dengan amat baik. Namun kenyataan membuktikan bahwa hanya delapan (8) orang tambah organisasi Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Afirmasih Intan Jaya (IPMAI), yang mengerti dan peduli. Delapan orang yang peduli ini pun tidak semua alumni Kota Studi Pulau Jawa dan Bali. Kalau seperti ini apa yang logis?
Pemerintah Kabupaten Intan Jaya dan Jajarannya tunggu siapa yang cetak Sumber Daya Manusia (SDM) untuk masa depan Kabupaten Intan Jaya? Mama-mama yang jualan Mbaloga, Mbuna, Jemo dan Damuni? Penulis memohon EMO supaya Pemerintah Kabupaten Intan Jaya yang pernah penulis analogikan "Gerobak Tanpa Ban" dengan mulai gunakan Ban di Tahun Baru 2019 ini dan menjadi pejabat untuk semua keluarga masyarakat Kabupaten Intan Jaya, BUKAN menjadi Pejabat untuk keluarga mereka sendiri-sendiri.
Penulis Yeskiel Belau
0 komentar:
Post a Comment