Video Of Day

Subscribe Youtube

Wednesday, 3 October 2018

ORANG MIGANI HARUS HIDUPKAN KEMBALI NILAI NDUNI DAN MINAI

Pokok-Pokok Pikiran Fransiskus Sondegau Tentang Nduni dan Minai Serta Maknanya
Fato Fransiskus Sondegau

Bagi orang Migani, keluarga adalah surganya para anggota keluarga. Oleh karena itu, mereka menciptakan keluarga yang harmonis, dalam sistem NDUNI dan MINAI.

Dengan adanya NDUNI seorang anak laki-laki ditempatkan pada levelnya dan mendidiknya menjadi seorang pejuang oleh bapanya.

Sedangkan seorang perempuan, ditempatkan pada levelnya dan dididik untuk menjadi ibu rumah tangga yang baik dan menjadi pembawa damai dalam keluarga oleh mamanya, dalam MINA I atau MINA IAGE.

Hal di atas, sama sekali bukan untuk memisahkan satu sama lain dalam anggota keluarga, tetapi demi menciptakan keluarga yang harmonis pada posisi dan tempatnya, dengan nilai dan tujuan hidup yang jelas.

Oleh karenanya, anak mendapat didikan yang jelas di tempat yang jelas pula. Dan pasti ia akan menyesuaikan diri dalam lingkungan masyarakat dan menghindari hal2 yang mencurigakan.

Dengan demikian, keluarga benar-benar menjadi surga, bagi para anggotanya. Surga yang dimaksud bukanlah hal2 besar tetapi KEDAMAIAN dalam keluarga.

Tetapi mengapa zaman sekarang, keluarga-keluarga Migani seakan menjadi "neraka"? Mengapa ada masalah di mana-mana? Mengapa ada selingkuhan di mana-mana, di wilayah Intan Jaya? Apa penyebabnya?

Ada dua masalah pokok, terjadinya selingkuhan dan mengundang banyak masalah yang lain. Masalah utamanya sebagai berikut:

1) Orang Migani sudah lupa membuat NDUNI dan MINAI, apalagi nilai-nilainya.
Karena tidak adanya NDUNI dan MINAI yang jelas, maka tuan rumah maupun tamu, laki-laki maupun perempuan dan bujangan maupun berkeluarga, bertampung dalam satu rumah dan tidur bersama.

Akibatnya, selingkuhan di mana-mana. Anehnya, laki-laki tidak tobat, justru dia menjadikan denda selingkuhan sebagai "lahan bisnis" dan mengambil denda lebih dari satu kali. Tidak berpikir untuk membuat NDUNI, atau setidaknya rumah untuk para tamu. Akhirnya masalah terulang lagi. Itulah kenyataan orang Migani di Intan Jaya saat ini.

Ini salah siapa? 🤷🏾‍♂

2) Sudah mempunyai istri, bahkan lebih dari satu, tetapi sudah melupakan SISTEM BERKEBUN.

Seorang perempuan, biasanya hanya membutuhkan dan mengharapkan kenyamanan dalam keluarga. Jika hal ini tidak diindahkan, maka pasti akan mencari lain yang bisa memberi kenyamanan. Akhirnya selingkuh lagi.

Sudah tahu kenyataan pemeritahan di Intan Jaya seperti apa, tetapi masyarakat sudah mulai lupa berkebun dan salahkan pemerintah terus, tanpa koreksi diri, berapa kebun yang ia punya.

Lebih parah lagi, tidak pernah bersekolah atau tidak punya pekerjaan yang jelas, tetapi mengharapkan pemerintah dan tidak bekerja.

Akhirnya hampir semua orang lari ke togel dan mengunggit masalah-masalah yang berlalu untuk dapat uang.

Akibat dari semua itu, masalah selingkuhan lagi. Selingkuhan mengundang konflik, konflik merengrut banyak  korban berjatuhan.

Orang Migani saat ini dalam kebingungan. Terhimpit oleh berbagai masalah.

Dalam kebingungan itu, orang Migani sudah tidak mampu menempatkan masalah politik pada tempatnya, masalah pemerintahan pada tempatnya, masalah Gereja pada tempatnya dan masalah budaya pada tempatnya. Semuanya campur-baur dan kacau-balau!!!

Orang Migani akan menempatkan semua itu pada tempat dan posisinya masing-masing dan menyelesaikannya, kalau memahami dan menghidupkan Nilai NDUNI dan MINAI.
Mengapa? Karena di dalam NDUNI ada berbagai ide dan solusi. Begitupun MINA I.

Jika dalam keluarga menghidupkan nilai  NDUNI sebagai tempat mendidik seorang anak laki-laki yang berkualitas dan MINAI sebagai tempat mendidik anak perempuan yang berkualitas, maka  keluarga benar-benar menjadi surganya para anggota keluarga.

Dengan demikian, masih ada kemungkinan untuk menciptakan "surga" di dalam kehidupan masyarakat pada umumnya.

Akhirnya, kita jangan hanya salahkan pemerintah, tetapi salahkan juga diri kita yang sedang membunuh nilai-nilai budaya dengan cara kita.

"Surga yang dimaksud di atas adalah KEDAMAIAN HATI yang mesti dihidupkan, mulai dari keluarga, dalam satu wada NDUNI dan MINAI.
Sedangkan "neraka"?🤷🏾‍♂ Jawab sendiri!



Amakaniee...Atuma Migani Mene...

Penulis adalah Fransiskus Sondegau
Lokasi: Intan Jaya Regency, Papua, Indonesia

0 komentar:

Post a Comment

The Best

PENGERTIAN FILSAFAT